Dunia menulis sekarang sedang populer. Banyak orang yang tiba-tiba ingin menenggelamkan diri di dunia tersebut. Dan, beragam pertanyaan...

Cara Menulis Novel Bagi Pemula

22:17:00 katapena.info 0 Comments




Dunia menulis sekarang sedang populer. Banyak orang yang tiba-tiba ingin menenggelamkan diri di dunia tersebut. Dan, beragam pertanyaannya pun muncul. Salah satunya adalah, bagaimana caranya menulis novel bagi pemula dan bagaimana caranya menerbitkan setelah novel jadi? Baiklah, kita akan membahas semua itu (sebagaian hal yang paling mendasar) di bawah ini:
Pertama. Apa itu novel? Apa itu buku? Dan untuk apa?
Beribu-ribu tahun yang lalu, tulisan digunakan untuk menyimpan ingatan, pengetahuan untuk diri sendiri dan orang lain sebagai penerus generasi. Tulisan bisa menyimpan sejarah, fakta, pengetahuan, ajaran, kenangan, perasaan dan lainnya.


Novel sendiri adalah sebuah buku cerita, baik kenyataan atau tidak. Membaca novel sangat berguna bagi otak. Otak tidak akan memilah bagian cerita nyata atau bukan ketika kita sedang membaca sebuah buku cerita. Otak akan menganggapnya sebagai suatu hal yang nyata. Sebuah penelitian menemukan bahwa, seseorang yang hanya membayangkan dirinya berlari setiap hari, akan membuat otot-ototnya (yang berhubungan dengan kegiatan berlari) menjadi berkembang. 

Atau, pada saat seseorang dihipnotis, dengan cara diberitahu bahwa sebuah besi panas diletakkan pada orang tersebut. Dengan cepat, kulit tangan orang tersebut menjadi merah dan melepuh seolah besi panas benar-benar diletakkan pada tangannya. Padahal yang diletakkan adalah benda yang berlawanan suhu; es. Bgitu pula ketika membaca sebuah novel yang bagus. Pembaca benar-benar akan dibuat berpetualangan di dalam cerita tersebut. Dan otak pembaca akan membuat seolah cerita fiktif ( atau bukan fiktif) tersebut menjadi nyata baginya. Maka tak heran seorang pembaca novel yang benar-benar menghayati, akan menangis ketika menjumpai bagian cerita yang menguras perasaan. 
Kedua. Siapakah penulis itu dan apakah yang dilakukan olehnya?
Penulis adalah orang yang menulis sebuah buku. Mereka adalah orang yang menyampaikan sesuatu darinya kepada orang lain melalui media perantara yaitu buku. 'Sesuatu' yang dimaksud adalah pengetahuan, pengalaman, imajinasi atau apapun lainnya yang dapat dituangkan menjadi buku. Sebenarnya banyak cara menyampaikan 'sesuatu' tersebut. Tapi, lain profesi, lain pula caranya. Sebagai contoh: seorang jurnalistik menulis apa yang dilihatnya untuk dapat dilihat orang melalui tayangan televisi misalnya. Seorang manager atau direktur sukses membagikan pengetahuannya melalui pelatihan kepada karyawan, dan lain sebagainya. 

Hal yang harus diperhatikan dan diketahui secara serius adalah, 'pembagian' itu bersifat menurun. Artinya, jika seorang pialang saham terkenal menulis semua ilmu dan pengalamannya selama 40 tahun dalam sebuah buku, maka pembaca kemungkinan hanya menyerap keseluruhan pengetahuan itu sekitar 1-30 tahun saja. Banyak faktor yang mempengaruhi hal itu. Seperti perbedaan lingkungan, pola pikir, pengetahuan pendukung dan sebagainya yang dimiliki penulis dan pembaca.

Jadi, sebagai seorang novelis, jika membuat sebuah cerita yang bagus harus terlebih dahulu benar-benar membangun dunia itu menjadi utuh dan dapat memahami cerita itu dengan sebaik-baiknya. If not, sudah pasti pembaca akan bosan dan merasa bahwa cerita tersebut tidak menarik sekaligus tidak jelas. 

Sebuah cerita yang menggugah, penuh petualangan  serta air mata, mungkin bagi pembaca hanya merasa menggugah saja namun tidak penuh petualangan atau air mata. Jika menulis cerita hanya hanya sekadar dari bayangan pikirannya maka pembaca juga akan menerima cerita itu sebagai bayangan pikiran dengan posisi lebih rendah (dapat ditingkatkan dan diturunkan oleh berbagai faktor)
Ketiga. Bagaimana proses memulai menulis sebuah Novel?
Ada berbagai cara yang dapat kita lakukan. "Bagaimana cara memakan seekor gajar?" ["Gajah tersebut dicincang, kemudian dapat dilahap sepotong demi sepotong kecil dalam waktu lama hingga daging gajah tersebut habis."]

Kira-kira begitulah perumpaannya. Lalu, kenapa harus gajah? Karena gajah adalah hewan yang besar dan membereskannya (sampai ia menjadi makanan yang siap makan) memakan waktu yang lumayan lama dan ribet pula. 

Begitu pula  dalam menulis sebuah novel. Jangan buru-buru! Kerjakan perlahan-lahan dan nikmati setiap bagian dari perjuangan kamu. Cara umum dalam memulai adalah membuat outline, cetak biru atau kerangka cerita dari awal sampai akhir. 

Contoh:
  • Aron adalah seorang mahasiswa kedokteran, ia memiliki IQ yang luar biasa.
  • Aron berasal dari keluarga kurang mampu. Berkat kecerdasannya, ia meraih banyak berasiswa. Termasuk S1 Kedokteran dan melanjutkan program dokter spesialis setelahnya ke Inggris.
  • Setelah tamat dan bekerja di sebuah rumah sakit yang amat populer di ibu kota, ia bertemu dengan Ferrey Tsunamia. Ferrey adalah seorang mahasiswi koass di rumah sakit tersebut.
  • Aron adalah supervisor untuk kelompok Ferrey, sehingga dia banyak berkomunikasi dengannya. Komunikasi yang sering akhirnya menumbuhkan rasa cinta di hati mereka.
  • Ketika Aron berniat melamar Ferrey, ternyata Ferrey sudah mempunyai seorang tunangan. Patah hati pun dialami Aron. 
  • Patah hati Aron mengantarnya bertemu dengan seorang gadis desa yang merawat ayahnya, yang merupakan pasien rujukan di rumah sakit ia bekerja. 
  • ...... Endingnya.  (Buatlah ending semenarik mungkin. Penuh kejutan.)
Keempat. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sepanjang pembuatan sebuah Novel?
Tema, penokohan, alur, gaya bahasa, latar, sudut pandang dan amanat.
Tema
Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah, pastikan untuk menulis sebuah buku di mana kita cukup memahami tema tersebut. Jika Anda seorang yang tinggal di pedesaan yang asri dengan beragam adat yang masih berlaku, akan lebih baik bila Anda menulis tentang itu ketimbang menulis tentang sebuah desa yang berada di pinggir kota di mana masyarakatnya sudah hidup kekota-kota-an dan banyak akidah yang mulai dangkal terlihat. Menulis adalah menyatukan beragam fakta tentang informasi-informasi yang mencukupi di dalam karya Anda, meski itu adalah cerita fiktif. 
Penokohan
Sebelum menulis, pastikan tokoh-tokoh yang akan ikut serta. Tokoh utama biasanya akan lebih mendapatkan perhaioan lebih. Sebaiknya tiap tokoh itu sudah diberi informasi secukupnya tentang bentuk fisik, latar belakang, kepribadian, atau dikaitkan dengan seseorang yang dikenal. Semakin bagus penokohan, pembaca akan semakin tertarik. 
Contoh:
Aron memiliki rambut jingkrak-jingkrak, dia memiliki hobi mendaki gunung. Tingginya 170 cm. Pendidikan terakhir adalah Dokter spesialis jantung. Dia memiliki kepribadian yang tetap, namun akan sedikit goyang setiap kali ia jatuh cinta. 
Alur Cerita
Mungkin pada awalnya Anda dapat membuat alur maju. Dan jika sudah menyelesaikan semuanya, silahkan untuk memindahkan alur demi alur untuk dirangkai menjadi alur maju dan mundur. Atau gaubungan keduanya. Usahakan setiap bab memiliki cerita menarik tersendiri yang mendukung pada alur buku tersebut, untuk menghindari kebosanan pembaca. 
Gaya Bahasa
Setiap orang memiliki gaya bahasanya sendiri, namun lebih baik gunakanlah gaya bahasa yang sederhana, yang lebih dipahami banyak kalangan atau kasarnya dapat dibaca oleh anak SD atau SMP. Alasannya adalah, gaya bahasa yang lebih sederhana, tidak memakai kata-kata rumit dan membutuhkan pemikiran berat akan lebih mendapatkan banyak pansa pasar pembaca. Tidak semua pembaca dapat memahami kata-kata rumit. Tapi semua terserah kepada penulis, kepada kalangan mana ia memfokuskan tulisannya sehingga gaya bahasa dapat disesuaikan. 
Latar/ Setting
Latar yang bagus adalah latar yang sudah pernah dikunjungi oleh penulis. Agar penulis dapat lebih lelusa. Dan, apabila penulis ingin menulis dengan latar yang belum dikunjunginya, seperti latar luar negeri misalnya, penulis dapat melihat foto, bertanya kepada orang yang sudah pergi atau menonton filmnya. Tapi ingat! Jangan pernah mengungkapkan latar layaknya menulis artikel. Penulis harus membuat pembaca terhempas ke tempat itu. Sebagai contoh, mungkin penulis dapat mendeskripsikan bagaimana hawa musim dingin bulan Desember di New York. Dan pernak-pernik Natal yang menakjubkan sebagai ciri khas bulan . 
POV
Mengenai Poit of View (POV), sepenuh berada di tangan penulis. 
Amanat
Setiap buku novel yang bagus, pastinya membuat pembaca duduk merenung setelah menutup buku. Mereka mendapatkan sesuatu untuk batin mereka; sebuah pengetahuan atau kebijaksanaan. Sebelum menulis buku, pastikan apa kebijaksanaan yang dapat diterima oleh pembaca. Di sini kita tidak sok-sok-an, tapi hal ini jauh lebih bagus dari pada tidak memiliki amanat sama sekali. Buku dapat digunakan untuk menanamkan kebaikan di hati atau kemarahan. Semaunya tergantung dari penulis. 
Pengenalan - Masalah - Konflik - Akhir cerita
Meski keempat ini dapat disusun dengan bentuk acak atau terbalik, tetap saja ini harus ada, untuk mencegah adanya ketimpangan. 
Kelima Bagaimana mengirim Novel yang sudah jadi?
Carilah informasi tertang penerbit yang kamu tuju, karena setiap penerbit akan menerapkan syarat yang berbeda mengenai cara mengirim naskah. Sebagai contoh, Penerbit Stileeto, mereka hanya meminta sampel naskah sebanyak 30 lembar, berserta sinopsis. Selain itu, penulis juga diwajbkan mengisi formulir sesuai format yang mereka tentukan (dapat didownload pada yang disediakan). Dan ada pula penerbit yang hanya menerima naskah utuh. 

Yang saya sebutkan di atas adalah penerbit mayor. Jika kamu ingin naskahmu langsung jadi, tanpa seleksi ketat dengan saingan seluruh penulis nusantara, maka ada baiknya kamu mengirim ke penerbit indie. 

0 komentar:

Tentang Penulis